Senin, 24 Februari 2014

Mistis di Awal (bagian II)


Oleh: Joshua J. Johan

Oke, sebenarnya tulisan di bawah judul 'Mistis di Awal' itu belum sepenuhnya lengkap, dan karena memang belum lengkap ya tentunya belum mistis-mistis amat. Jadi begini kelanjutannya...

Proses editing video Senjakala Cerita berjalan sekitar 3 minggu, dengan banyak pertimbangan estetis. Proses itu ternyata cukup melelahkan secara mental (apa kabar editor kami?). Setelah beberapa kali preview dan perombakan, akhirnya sampailah kami ke rendering final pada tanggal 5 Februari 2014. Huaaahh... A weight off me and me editor's mind! Praise the lord! 

Keesokan harinya adalah hari perilisan video, yaitu pada tanggal 6 Februari 2014, di sebuah bar di bilangan selatan 'Mother Town' bernama: Borneo Beer House. Perilisan video itu mengambil momen di acara THURSDAY NOISE VOL.III: SENJAKALA CERITA. Acara itu adalah sebuah pesta band-band 'noise' yang diselenggarakan oleh Jimi Multhazam, acara yang keren! Cocok dengan selera saya! 
Tidak ada alasan bagi saya untuk tidak berbahagia pada momen itu. Bagaimana tidak: pertama, video keren yang saya dan kawan-kawan garap dipertontonkan perdana ke muka umum, kedua, band-band yang main keren-keren, dan ketiga, teman-teman dekat beserta beberapa saudara saya berkumpul. Dan akhirnya kalian tau kah? Kalau pada malam itu pada pukul 24.00 adik saya dan beberapa teman saya memberi saya kue brownies dengan lilin diatasnya sambil mengumandangkan 'Happy Birthday'.

Kembali saya tarik sedikit benang waktu ke belakang. Sewaktu masa-masa editing bang Jimz sempet bilang: "Atas perkiraan cuaca baiknya perilisan videonya diundur saja sampai tanggal 6 feb". Oke, baiklah, jadi editing bisa lebih mantab lagi. Saya ini orang yang suka lupa. Saya sempet lupa waktu itu kalau 7 Februari itu tanggal lahir saya, dan lucunya, saya beberapa kali lupanya di tanggal 6 malamnya. Saya baru tersadar kalau perilisan itu bakal tanggal di 6 Februari beberapa hari sebelumnnya, saya baru sadar kalau itu sehari sebelum tanggal favorit saya. Saya pun berseri-seri. Terkadang kesadaran memiliki caranya sendiri untuk memberi kita kejutan yang menyenangkan (dan yang tidak, tentunya).

Esok harinya, tanggal 7 Februari subuh saya pulang ke rumah keluarga saya di BSD, Serpong. Saya merebahkan badan di kasur tercinta yang telah saya tinggalkan berminggu-minggu. Saya mulai mengingat dan merenungkan semua yang telah terjadi sejak saya keluar dari ruang sidang pada tanggal 14 Maret 2013, semua kejadian yang dapat ditangkap oleh panca indra dan yang tidak. Semua hingga tanggal 7 Februari 2014. Pada momen itu, diatas kasur, suara yang ada dalam diri saya berkata: betapa mistisnya kehidupan ini bergulir. Betapa misteriusnya cara Tuhan bekerja. Pikiran saya memeluk kado terbaik yang Tuhan berikan, dan saya pun tertidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar